Rangkuman Workshop / Webinar Cryptocurrency PANDI bersama Universitas Narotama Surabaya
1. Era Pra-Barter
- Pada masa ini, manusia hidup secara sederhana dengan cara berburu hewan dan mengumpulkan hasil alam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
- Belum ada sistem perdagangan, karena manusia hanya bergantung pada apa yang tersedia di alam sekitar mereka.
2. Kemunculan Alat Tukar
-
Sistem Barter:
- Merupakan bentuk transaksi paling awal di mana individu atau kelompok saling menukar barang yang mereka miliki dengan barang yang mereka butuhkan.
- Sistem ini memiliki kelemahan, seperti sulitnya menemukan orang yang memiliki barang yang diinginkan dan sekaligus membutuhkan barang yang ditawarkan.
-
Uang Barang:
- Untuk mengatasi kelemahan barter, masyarakat mulai menggunakan barang yang memiliki nilai tinggi dan diterima secara luas, seperti garam, emas, perak, rempah-rempah, atau kulit hewan.
- Barang-barang ini memiliki nilai yang lebih stabil dan dapat digunakan sebagai alat tukar yang lebih efektif.
3. Penciptaan Uang Logam
- Seiring perkembangan perdagangan, logam mulai digunakan sebagai alat pembayaran karena lebih tahan lama dan mudah dibawa dibandingkan uang barang.
- Logam mulia seperti emas dan perak memiliki nilai intrinsik yang tinggi dan diakui secara luas, sehingga lebih mudah diterima dalam transaksi.
- Bentuk awal uang logam adalah koin yang diberi cap oleh penguasa atau pemerintah sebagai jaminan keasliannya.
4. Penciptaan Uang Kertas
- Uang kertas pertama kali digunakan sebagai bukti kepemilikan logam mulia yang disimpan di tempat penyimpanan khusus.
- Seiring waktu, uang kertas berkembang menjadi alat tukar resmi yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral.
- Keuntungan uang kertas adalah lebih ringan dan praktis dibandingkan uang logam, sehingga mempermudah perdagangan dalam jumlah besar.
5. Transaksi Non-Tunai (Cashless)
- Tahun 1946, dunia mulai mengenal kartu kredit sebagai alternatif pembayaran tanpa uang tunai.
- Teknologi digital semakin berkembang dan menciptakan berbagai sistem pembayaran elektronik seperti kartu debit, e-wallet (dompet digital), dan transfer online.
- Sistem transaksi non-tunai memberikan kemudahan, efisiensi, dan keamanan lebih dalam bertransaksi, mengurangi ketergantungan pada uang fisik.
6. Kemunculan Cryptocurrency
- Pada tahun 2009, Bitcoin diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto sebagai mata uang digital pertama yang beroperasi tanpa melibatkan lembaga keuangan resmi seperti bank.
- Cryptocurrency menggunakan teknologi blockchain yang memungkinkan transaksi yang aman, transparan, dan desentralisasi tanpa perantara.
- Mata uang digital ini semakin populer dan berkembang dengan hadirnya berbagai jenis cryptocurrency lainnya seperti Ethereum, Ripple, dan Litecoin.
DEFINISI CRYPTOCURRENCY
1. Pengertian Cryptocurrency
- Cryptocurrency adalah mata uang digital yang menggunakan teknologi kriptografi untuk mengamankan transaksi dan memastikan keabsahannya.
- Tidak seperti uang tradisional (uang kertas atau koin), cryptocurrency hanya ada dalam bentuk digital dan disimpan dalam dompet digital (wallet).
- Transaksi menggunakan cryptocurrency bersifat desentralisasi, artinya tidak dikendalikan oleh satu pihak seperti bank atau pemerintah, melainkan oleh jaringan pengguna yang terhubung melalui teknologi blockchain.
2. Jenis Cryptocurrency Populer
-
Bitcoin (BTC)
- Diluncurkan pada tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto, Bitcoin merupakan cryptocurrency pertama yang diperkenalkan ke publik.
- Hingga saat ini, Bitcoin memiliki kapitalisasi pasar terbesar di antara semua mata uang kripto lainnya.
- Bitcoin sering disebut sebagai “emas digital” karena dianggap sebagai aset penyimpan nilai jangka panjang.
-
Ethereum (ETH)
- Merupakan cryptocurrency terbesar kedua setelah Bitcoin, tetapi memiliki fungsi yang lebih luas.
- Ethereum tidak hanya digunakan sebagai alat transaksi, tetapi juga mendukung smart contract, yaitu kontrak digital yang dieksekusi otomatis tanpa perantara.
- Platform Ethereum digunakan untuk membangun berbagai aplikasi terdesentralisasi (DApps).
-
Ripple (XRP)
- Berbeda dengan Bitcoin dan Ethereum, Ripple dirancang untuk memfasilitasi transaksi keuangan lintas batas dengan kecepatan tinggi dan biaya rendah.
- Banyak digunakan oleh institusi keuangan sebagai alternatif sistem pembayaran tradisional seperti SWIFT.
-
Litecoin (LTC)
- Diciptakan sebagai versi "lebih ringan" dari Bitcoin, dengan waktu transaksi yang lebih cepat dan biaya lebih rendah.
- Digunakan untuk transaksi sehari-hari karena lebih efisien dibandingkan Bitcoin.
TEKNOLOGI DIBALIK CRYPTOCURRENCY
Blockchain
Definisi:
Blockchain adalah buku besar digital terdesentralisasi yang mencatat semua transaksi secara kronologis, transparan, dan permanen. Teknologi ini mengelompokkan data transaksi ke dalam blok-blok yang saling terhubung dan diamankan menggunakan kriptografi.
- Hash unik (sidik jari digital) yang mewakili data dalam blok tersebut.
- Hash dari blok sebelumnya, menciptakan keterkaitan yang memastikan data tidak dapat diubah tanpa mengubah seluruh rantai.
- Data transaksi yang telah diverifikasi oleh jaringan.
Fungsi:
- Mencatat dan memverifikasi transaksi dalam jaringan cryptocurrency.
- Menjamin keamanan dan integritas data, mencegah perubahan atau manipulasi transaksi.
- Mencegah double spending, memastikan satu unit cryptocurrency tidak dapat digunakan lebih dari sekali.
- Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dengan memungkinkan publik memverifikasi transaksi secara independen.
Ilustrasi:
Gambar diatas menunjukkan representasi visual dari blockchain, dengan blok-blok yang saling terhubung sebagai simbol keterkaitan data dan keamanan sistem.
Kriptografi
Definisi:
Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik komunikasi aman yang melindungi data dari akses pihak tidak berwenang. Dalam konteks cryptocurrency, kriptografi digunakan untuk mengamankan transaksi, melindungi identitas pengguna, dan menciptakan hash unik untuk setiap blok dalam blockchain.
Fungsi:
- Mengamankan transaksi menggunakan mekanisme kunci publik dan kunci privat.
- Memverifikasi identitas pengguna dan memastikan bahwa hanya pemilik aset yang dapat mengaksesnya.
- Menciptakan hash unik untuk setiap blok dalam blockchain, memastikan keamanan dan integritas data.
Ilustrasi:
Gambar diatas menampilkan ikon kunci gembok dan chip, yang melambangkan keamanan dan teknologi kriptografi dalam melindungi transaksi dan data pengguna.
Hubungan Antara Blockchain dan Kriptografi
Blockchain dan kriptografi saling melengkapi untuk menciptakan sistem cryptocurrency yang aman, transparan, dan terdesentralisasi. Kriptografi digunakan untuk mengamankan data dan transaksi dalam blockchain. Blockchain berfungsi sebagai buku besar digital yang mencatat semua transaksi dengan sistem verifikasi yang aman berbasis kriptografi. Kombinasi kedua teknologi ini memungkinkan cryptocurrency beroperasi tanpa memerlukan otoritas pusat, seperti bank atau pemerintah, sehingga lebih aman, efisien, dan transparan.
STRUKTUR CRYPTOLOGY
Kriptologi (Cryptology)
Kriptologi adalah ilmu yang mempelajari teknik
pengamanan data dan komunikasi dari akses pihak yang tidak berwenang.
Kriptologi terbagi menjadi dua cabang utama:
- Kriptografi
(Cryptography) – Ilmu dan teknik untuk mengenkripsi (mengamankan)
informasi.
- Kryptanalisis
(CryptAnalysis) – Ilmu yang digunakan untuk menganalisis dan
memecahkan sistem enkripsi.
1. Kriptografi (Cryptography)
Kriptografi digunakan untuk mengamankan data dengan teknik
enkripsi. Terdapat beberapa jenis kriptografi berdasarkan cara enkripsi dan
kunci yang digunakan:
A. Kriptografi Asimetris (Asymmetric Cryptography)
Kriptografi asimetris menggunakan dua kunci berbeda:
- Kunci
Publik (Public Key): Dapat dibagikan secara bebas untuk
mengenkripsi pesan.
- Kunci
Privat (Private Key): Harus dirahasiakan dan digunakan untuk
mendekripsi pesan.
Contoh algoritma:
- RSA
(Rivest-Shamir-Adleman)
- ECC
(Elliptic Curve Cryptography)
- Diffie-Hellman
Penggunaan umum:
- Sistem
keamanan internet (SSL/TLS)
- Digital
signature
- Otentikasi
identitas
B. Kriptografi Simetris (Symmetric Cryptography)
Kriptografi simetris menggunakan satu kunci yang
sama untuk proses enkripsi dan dekripsi.
Contoh algoritma:
- AES
(Advanced Encryption Standard)
- DES
(Data Encryption Standard)
- 3DES
(Triple DES)
Penggunaan umum:
- Pengamanan
data dalam sistem tertutup
- Enkripsi
file dan basis data
Kriptografi simetris terbagi menjadi dua metode utama:
1. Block Ciphers
- Mengenkripsi data dalam blok tetap (misalnya 128-bit, 256-bit).
- Setiap blok dienkripsi satu per satu dengan metode yang sama.
- Lebih aman tetapi lebih lambat dibandingkan stream cipher.
Contoh algoritma:
- AES
(Advanced Encryption Standard)
- DES
(Data Encryption Standard)
2. Stream Ciphers
- Mengenkripsi data per bit atau per byte, tidak dalam blok tetap.
- Cepat dalam proses enkripsi, cocok untuk data streaming.
- Kurang aman dibandingkan block cipher jika kunci digunakan kembali.
Contoh algoritma:
- RC4
(Rivest Cipher 4)
- ChaCha20
C. Protokol Kriptografi (Cryptographic Protocols)
Protokol kriptografi mengatur bagaimana enkripsi diterapkan
dalam komunikasi digital untuk memastikan keamanan.
Contoh protokol:
- SSL/TLS
(Secure Sockets Layer / Transport Layer Security) → Keamanan website
- SSH
(Secure Shell) → Akses aman ke server
- PGP
(Pretty Good Privacy) → Enkripsi email
2. CryptAnalysis
Kriptanalisis adalah ilmu untuk menganalisis dan
memecahkan sistem enkripsi, biasanya digunakan untuk menguji keamanan
algoritma kriptografi.
Contoh teknik kriptanalisis:
- Brute-force
attack → Mencoba semua kemungkinan kunci
- Differential
cryptanalysis → Menganalisis perbedaan dalam cipher untuk menemukan
kelemahan.
Definisi
Blockchain adalah teknologi penyimpanan data
terdesentralisasi yang memungkinkan informasi tersimpan secara terbuka,
transparan, dan aman. Analoginya: Blockchain seperti buku besar digital yang
dapat diakses oleh banyak orang, tetapi tidak ada satu pun individu yang dapat
mengubah atau menghapus data yang telah dicatat.
Cara Kerja Blockchain
1. Data dikumpulkan ke dalam blok
Informasi transaksi atau data lainnya dikemas dalam satu
unit yang disebut "blok" sebelum dimasukkan ke dalam
jaringan blockchain.
2. Blok dienkripsi dan diberi kode unik
("hash")
- Setiap
blok yang dibuat akan dienkripsi dan diberikan kode unik yang disebut
hash.
- Hash
berfungsi sebagai sidik jari digital yang memastikan integritas data dalam
blok.
3. Blok dihubungkan dengan blok sebelumnya
- Setiap
blok dalam blockchain memiliki hash blok sebelumnya, sehingga membentuk
rantai (chain) yang saling terhubung.
- Jika
ada perubahan dalam satu blok, maka hash-nya akan berubah, membuat seluruh
rantai blockchain menjadi tidak valid.
4. Data dapat diakses dan diverifikasi oleh banyak orang
- Setiap
blok dapat diverifikasi oleh jaringan pengguna (nodes), memastikan bahwa
semua data valid dan tidak dapat dimanipulasi.
- Karena blockchain bersifat terdesentralisasi, tidak ada satu entitas pun yang memiliki kendali penuh, sehingga data lebih aman dan transparan.
Kelebihan Blockchain
- Semua data yang tercatat dalam blockchain dapat diakses oleh publik atau pengguna yang memiliki izin.
- Setiap transaksi atau perubahan data dapat diverifikasi oleh banyak orang, sehingga tidak ada manipulasi tersembunyi.
- Transparansi ini membuat blockchain cocok untuk digunakan dalam sistem keuangan, pemerintahan, dan audit digital.
- Data dalam blockchain tidak dapat diubah atau dihapus setelah tercatat.
- Setiap blok dienkripsi dan memiliki hash unik, yang memastikan integritas data tetap terjaga.
- Karena setiap blok terhubung dengan blok sebelumnya, perubahan data pada satu blok akan membuat seluruh rantai tidak valid, sehingga serangan atau modifikasi tidak mungkin dilakukan tanpa terdeteksi.
- Tidak dikendalikan oleh satu individu, organisasi, atau lembaga tertentu.
- Data disimpan di banyak komputer dalam jaringan (nodes), bukan di satu server pusat, sehingga tidak ada satu titik kegagalan (single point of failure).
- Desentralisasi ini mencegah monopoli data, mengurangi risiko peretasan, dan meningkatkan kepercayaan terhadap sistem.
Aplikasi Blockchain
- Cryptocurrency → Digunakan sebagai teknologi dasar dalam mata uang digital seperti Bitcoin dan Ethereum.
- Pencatatan Data → Digunakan dalam sistem akuntansi, transaksi keuangan, dan pencatatan aset digital.
- Sistem Keamanan → Melindungi informasi penting seperti identitas digital, kontrak pintar (smart contracts), dan transaksi bisnis.
- Supply Chain Management → Digunakan dalam industri logistik untuk melacak aliran barang dari produsen hingga konsumen.
DESENTRALISASI BLOCKCHAIN (1/2)
Desentralisasi dalam blockchain bukan berarti tidak ada pusat sama sekali, tetapi lebih ke bagaimana kontrol dan data dibagi secara merata dalam jaringan yang tersebar (terdistribusi). Tidak ada satu entitas tunggal yang mengendalikan sistem, sehingga membuatnya lebih aman dan transparan.
Komponen Penting dalam Desentralisasi Blockchain
- Node
- Node adalah komputer yang terhubung ke jaringan blockchain dan ikut serta dalam proses penyimpanan serta verifikasi transaksi.
- Setiap node memiliki salinan lengkap dari seluruh blockchain, sehingga memastikan bahwa data tetap konsisten dan tidak dapat diubah secara sepihak.
- Jika ada upaya perubahan data di satu node, maka akan dibandingkan dengan node lainnya, dan data yang tidak sesuai akan ditolak.
- Miner
- Miner adalah node khusus yang bertanggung jawab untuk memvalidasi transaksi dan membuat blok baru.
- Miner bekerja menggunakan algoritma kriptografi yang rumit untuk menyelesaikan puzzle matematika, sebelum transaksi dapat dimasukkan ke dalam blockchain.
- Proses ini memastikan bahwa blok yang ditambahkan ke blockchain adalah valid dan aman dari manipulasi.
- Konsensus
- Konsensus adalah proses di mana semua node dan miner dalam jaringan mencapai kesepakatan tentang kebenaran data dalam blockchain.
- Konsensus memastikan bahwa tidak ada satu pun entitas yang bisa mengontrol atau memanipulasi data di dalam sistem blockchain.
- Proof of Work (PoW) → Digunakan oleh Bitcoin, membutuhkan pemecahan puzzle matematika yang sulit.
- Proof of Stake (PoS) → Alternatif yang lebih hemat energi, di mana validasi dilakukan berdasarkan jumlah aset yang dimiliki validator.
DESENTRALISASI BLOCKCHAIN (2/2)
Blockchain tidak memiliki satu pusat kendali yang mengatur semua data dan transaksi. Sebaliknya, node dan miner dalam jaringan bekerja sama untuk memastikan semua transaksi tervalidasi dengan benar, blok baru dapat dibuat, dan data dalam blockchain tetap selaras serta aman.
Manfaat Desentralisasi dalam Blockchain
- Tidak Ada Satu Titik Kegagalan (Single Point of Failure)
- Sistem terdistribusi → Jika satu node atau bahkan beberapa node mengalami kegagalan atau diserang, sistem tetap bisa berjalan karena banyak node lainnya masih beroperasi.
- Berbeda dengan sistem terpusat (misalnya server bank), yang jika server utama rusak, maka semua transaksi bisa berhenti.
- Tidak Ada Satu Entitas yang Mengendalikan Semua Data
- Blockchain tidak dikendalikan oleh satu pihak tertentu seperti pemerintah, perusahaan, atau individu.
- Semua node dalam jaringan memiliki salinan data yang sama, sehingga tidak ada otoritas tunggal yang dapat mengubah atau menghapus data sesuka hati.
- Lebih Aman dan Tahan terhadap Serangan
- Karena sistemnya tersebar, blockchain lebih tahan terhadap serangan siber dibandingkan sistem terpusat.
- Untuk meretas blockchain, penyerang harus menguasai lebih dari 50% jaringan (dikenal sebagai 51% attack), yang sangat sulit dilakukan karena skala jaringan yang besar.
- Lebih Transparan dan Dapat Diakses oleh Semua Node dalam Jaringan
- Semua transaksi yang terjadi dalam blockchain tercatat secara publik dan dapat diverifikasi oleh siapa saja dalam jaringan.
- Ini memastikan kepercayaan dan transparansi dalam sistem, karena tidak ada yang bisa menyembunyikan atau memanipulasi data secara diam-diam.
1. Sederhana: Apa Itu Cryptocurrency?
- Cryptocurrency adalah mata uang digital yang memungkinkan transaksi dilakukan secara online tanpa perantara, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.
- Teknologi blockchain digunakan untuk menjamin keamanan dan transparansi setiap transaksi.
- Karena tidak membutuhkan pihak ketiga, transaksi dapat berjalan lebih cepat dan efisien.
2. Teknis: Bagaimana Cara Kerja Cryptocurrency?
- Blockchain sebagai catatan transaksi digital
- Blockchain berfungsi sebagai buku besar digital yang terdistribusi di seluruh jaringan.
- Artinya, semua transaksi dicatat dan disebarluaskan ke banyak komputer dalam jaringan, sehingga sangat sulit untuk dipalsukan atau dimanipulasi.
- Keamanan dengan Kriptografi
- Setiap transaksi menggunakan algoritma kriptografi untuk enkripsi data.
- Algoritma ini memastikan bahwa hanya pemilik asli yang bisa mengakses dan menggunakan cryptocurrency mereka.
- Selain itu, kriptografi juga digunakan untuk mengontrol pembuatan unit baru, misalnya dalam proses mining.
3. Ekonomi: Apa Keunggulan Cryptocurrency?
- Tidak Dikendalikan oleh Pemerintah atau Bank
- Berbeda dengan mata uang tradisional, cryptocurrency tidak diatur oleh pemerintah atau bank sentral.
- Artinya, nilai cryptocurrency tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter atau inflasi yang sering terjadi pada mata uang fiat.
- Jumlahnya Terbatas → Nilai Bisa Meningkat
- Mayoritas cryptocurrency memiliki jumlah yang terbatas, seperti Bitcoin yang hanya memiliki maksimal 21 juta koin.
- Kelangkaan ini dapat membuat nilainya meningkat seiring waktu, tergantung pada permintaan pasar.
- Transaksi Cepat dan Murah
- Karena tidak membutuhkan perantara, transaksi bisa dilakukan dengan biaya lebih rendah dibandingkan sistem keuangan tradisional.
- Selain itu, transaksi bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja tanpa batasan geografis, sangat cocok untuk transaksi internasional.
4. Filosofis: Mengapa Cryptocurrency Penting?
- Simbol Kebebasan Finansial
- Cryptocurrency memungkinkan setiap individu mengelola dan memiliki kontrol penuh atas uang mereka sendiri.
- Tidak ada otoritas pusat yang bisa membekukan akun atau membatasi transaksi seseorang.
- Desentralisasi → Tidak Bergantung pada Pihak Ketiga
- Dengan desentralisasi, tidak ada satu entitas yang menguasai seluruh sistem.
- Ini membuat cryptocurrency lebih demokratis dan tahan terhadap sensor dibandingkan sistem keuangan konvensional.
Grafik di atas menunjukkan sejarah harga Bitcoin dari tahun 2010 hingga 2024, dengan berbagai kenaikan dan penurunan yang signifikan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci dari beberapa momen penting dalam perjalanan harga Bitcoin:
1. Periode Awal (2010 – 2012): Bitcoin Masih Murah
- 2010 → Harga awal Bitcoin hanya $0.09 per koin.
- 2011 → Bitcoin mulai naik drastis, mencapai $13.28 dan kemudian $123 pada Oktober.
- Kenaikan Besar (2,960%) → Bitcoin mulai menarik perhatian karena lonjakan harga yang luar biasa dalam waktu singkat.
2. 2013 – 2015: Lonjakan dan Penurunan Tajam
- 2013 → Bitcoin melonjak ke $1,238 tetapi turun tajam menjadi $687.50.
- 2015 → Harga turun drastis ke $315.21, banyak yang menganggap Bitcoin mengalami “krisis” saat itu.
3. 2017: Lonjakan Harga Besar Pertama ($20,000)
- Mei 2017 → Bitcoin mencapai $20,000, menandai pertama kalinya Bitcoin mencapai angka lima digit.
- Desember 2017 → Harga turun sedikit menjadi $19,345.
- 2018 – 2019 → Bitcoin kembali mengalami penurunan tajam, mencapai $6,635.84 pada Desember 2018.
Poin penting: Ini menunjukkan bahwa Bitcoin bisa mengalami lonjakan besar tetapi juga koreksi yang dalam.
4. 2020 – 2021: Bitcoin Mencapai Rekor Tertinggi ($68,991)
- 2020 → Harga Bitcoin melonjak dari $6,966 menjadi $29,000 (kenaikan 416%).
- November 2021 → Bitcoin mencapai harga tertinggi sepanjang masa: $68,991.
- Desember 2021 → Turun sedikit ke $49,243.
Poin penting: Pandemi COVID-19 dan minat besar dari investor institusional membuat Bitcoin melonjak drastis.
5. 2022 – 2023: Volatilitas Tinggi
- Desember 2022 → Bitcoin turun signifikan ke $18,000.
- Maret 2023 → Bitcoin pulih menjadi $73,835.
- November 2023 → Mencapai rekor baru $76,999.
Poin penting: Meskipun Bitcoin sering mengalami penurunan tajam, tetapi dalam jangka panjang harganya terus meningkat.
Analisa
- Bitcoin mengalami siklus kenaikan dan koreksi besar setiap beberapa tahun.
- Setiap lonjakan harga selalu diikuti oleh penurunan signifikan, tetapi secara keseluruhan harga terus naik.
- Bitcoin semakin diminati oleh investor institusional dan masyarakat umum.
- Nilai Bitcoin bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti regulasi, krisis keuangan, atau minat pasar.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Bitcoin
1. Permintaan (Demand)
- Ketika permintaan Bitcoin meningkat, harga juga naik.
- Contoh: Jika hacker atau pihak lain menuntut pembayaran dalam bentuk Bitcoin, maka lebih banyak orang akan mencari dan membeli Bitcoin, yang menyebabkan harga naik.
- Permintaan juga bisa meningkat karena faktor lain seperti adopsi institusional, tren pasar, atau penggunaan Bitcoin sebagai aset investasi.
2. Ketersediaan (Supply)
- Semakin banyak Bitcoin yang tersedia di pasar, harga bisa turun.
- Contoh: Jika hacker menjual Bitcoin dalam jumlah besar, maka suplai Bitcoin bertambah, yang bisa menyebabkan harga turun.
- Ketersediaan Bitcoin juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti penambangan (mining), kehilangan akses ke dompet digital, atau kebijakan pembatasan dari regulator.
3. Sentimen Pasar (Market Sentiment)
- Kepercayaan pasar sangat memengaruhi harga Bitcoin.
- Jika ada kasus peretasan atau skandal keamanan besar, kepercayaan publik bisa berkurang, menyebabkan harga turun.
- Sebaliknya, jika berita positif muncul—misalnya perusahaan besar mulai menerima Bitcoin—harga bisa naik karena investor lebih percaya diri.
4. Faktor Eksternal Lainnya
- Kebijakan Moneter → Jika bank sentral mengubah suku bunga atau kebijakan keuangan, ini bisa memengaruhi harga Bitcoin.
- Regulasi Pemerintah → Jika pemerintah melarang atau mendukung Bitcoin, dampaknya bisa sangat besar.
- Sentimen Investor → Faktor psikologis juga berperan besar. Jika investor merasa Bitcoin adalah aset yang aman, mereka akan membeli lebih banyak dan harga naik.
Bitcoin sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi karena pasokannya terbatas, mirip dengan emas. Namun, volatilitasnya yang tinggi membuat efektivitasnya masih diperdebatkan. Harga Bitcoin sering bergerak seperti aset berisiko lainnya, seperti saham, sehingga dalam periode inflasi tinggi, perlindungannya tidak selalu terjamin.
Sebaliknya, emas telah lama terbukti sebagai aset lindung nilai inflasi yang lebih stabil. Volatilitasnya lebih rendah, meskipun memiliki kekurangan seperti biaya penyimpanan.
Jadi, emas lebih stabil sebagai lindung nilai inflasi, sementara Bitcoin lebih berisiko tetapi berpotensi memberikan keuntungan lebih besar bagi investor yang siap menghadapi fluktuasi harga.
Peretasan Bybit pada 21 Februari 2025 menjadi pengingat penting bahwa investasi kripto memiliki risiko keamanan. Agar aman dalam memilih platform kripto,yaitu:
- Keamanan & Reputasi: Pilih platform yang memiliki sistem keamanan kuat, sering diaudit, dan menggunakan penyimpanan dingin (cold storage) untuk melindungi dana pengguna.
- Regulasi: Pastikan platform mematuhi aturan di negara Anda agar memiliki perlindungan hukum yang jelas.
- Transparansi: Gunakan platform yang jujur dalam menjelaskan biaya, sistem keamanan, dan bagaimana mereka mengelola dana pengguna.
- Diversifikasi: Jangan menyimpan semua aset kripto di satu tempat. Gunakan beberapa platform terpercaya untuk mengurangi risiko.
- Asuransi: Beberapa platform menyediakan asuransi untuk melindungi dana pengguna jika terjadi peretasan.
- Spekulasi pasar: Banyak orang membeli dan menjual Bitcoin untuk mencari keuntungan cepat, sehingga harga bisa berubah drastis.
- Sentimen investor: Berita baik atau buruk tentang Bitcoin dapat memengaruhi harga secara langsung.
- Regulasi: Kebijakan pemerintah terhadap kripto bisa membuat harga naik atau turun tajam.
- Adopsi institusional: Jika perusahaan besar mulai menggunakan Bitcoin, harganya bisa melonjak.
Meski sering mengalami fluktuasi, Bitcoin telah berkembang pesat sejak pertama kali muncul. Volatilitas ini adalah hal wajar bagi aset baru yang masih dalam proses diterima secara luas.
Kenapa?
- Harga tidak stabil: Nilai Bitcoin sering naik turun drastis, sehingga sulit digunakan sebagai alat pembayaran sehari-hari.
- Kurang aturan jelas: Regulasi di Indonesia masih berkembang, dan pemerintah belum mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran sah.
- Belum banyak digunakan: Tidak semua bisnis menerima Bitcoin, jadi sulit menggantikannya dengan rupiah.
Saat ini, Bitcoin lebih cocok sebagai investasi daripada alat pembayaran. Sementara itu, pemerintah sedang mengembangkan Rupiah Digital, yaitu mata uang digital resmi yang akan terhubung dengan sistem keuangan negara.
Komentar
Posting Komentar