Belajar Linux dari Nol by ID-Networkers (IDN.ID)
Video ini membahas tentang pengantar tentang sistem operasi Linux,
khususnya untuk pemula di bidang administrasi sistem Linux.Kemudian membahas dasar-dasar Linux dan cocok bagi siapapun yang ingin memulai
karir di bidang teknologi informasi (IT).
Apa Itu Linux?
Dalam Video, bahwa Linux bukanlah sistem operasi secara
keseluruhan, melainkan sebuah kernel yang berfungsi sebagai
penghubung (jembatan) antara hardware dengan sistem operasi. Kernel Linux dikembangkan
oleh Linus Torvalds pada tahun 1991. Linux memiliki berbagai distribusi (misalnya
Ubuntu, Fedora, Debian, CentOS) yang menyediakan antarmuka pengguna dan
aplikasi tambahan.
Mengapa Memilih Ubuntu?
Dalam Video, merekomendasikan Ubuntu sebagai distribusi Linux yang
baik untuk pemula. Ubuntu dinilai lebih mudah digunakan dibandingkan distribusi
lainnya.
Mengapa Belajar Linux?
Video menekankan pentingnya kemampuan Linux dalam berbagai
bidang IT. Linux banyak digunakan pada server untuk web hosting, cloud
computing, aplikasi mobile, dan Internet of Things
(IoT). Data statistik menunjukkan banyaknya pengembang profesional yang
menggunakan Linux, dan sebagian besar server web dan super komputer menggunakan
kernel Linux atau distribusi Linux. Smartphone Android juga
menggunakan kernel Linux.
Kemudian menjelaskan perbedaan antara versi LTS (Long Term Support) dan non-LTS dari Ubuntu. Ubuntu LTS memiliki masa dukungan keamanan dan pembaruan selama 5 tahun, sementara non-LTS hanya 9 bulan. Kejelasan tentang versi dan rilis Ubuntu, termasuk perbedaan antara Ubuntu LTS dan versi reguler, juga dijelaskan dalam video, termasuk perbedaan paket yang tersedia (Ubuntu Main dan Universe). Selain itu, terdapat versi Ubuntu Pro yang memberikan dukungan selama 10 tahun dan paket tambahan dibandingkan dengan versi standar.
Kesimpulan
Video ini memberikan gambaran umum tentang Linux dan manfaatnya di berbagai bidang teknologi. Dan direkomendasikan menggunakan Ubuntu sebagai pilihan yang baik untuk memulai pembelajaran Linux, dan menekankan pentingnya penguasaan Linux sebagai keahlian yang banyak dicari di industri IT.
Video ini membahas instalasi sistem operasi Linux Ubuntu 22.04 menggunakan VirtualBox. Kemudian menjelaskan persiapan instalasi Ubuntu yang dibutuhkan, sebagia berikut:
- Download
software VirtualBox. Ini adalah aplikasi penting untuk menjalankan
sistem operasi Linux dalam lingkungan virtual.
- Download
file ISO Ubuntu 22.04. File ini berisi data instalasi Ubuntu.
- Spesifikasi
komputer. Laptop atau komputer yang digunakan harus memiliki minimal
dua core prosesor, RAM 4GB atau lebih, dan ruang harddisk kosong sekitar
25GB.
Kemudian menjelaskan langkah-langkah instalasi VirtualBox dijelaskan secara rinci, meliputi:
- Mengunduh
versi VirtualBox yang sesuai dengan sistem operasi host (misalnya
Windows).
- Menjalankan
file instalasi dan mengikuti petunjuk instalasi. Proses ini umumnya mudah
dan tidak perlu banyak modifikasi.
Setelah VirtualBox terinstal, mennjelaskan langkah-langkah instalasi Ubuntu di lingkungan virtual, sebagai berikut:
- Membuat virtual
machine (VM) baru di VirtualBox.
- Memberikan
nama dan lokasi penyimpanan untuk VM.
- Memasukkan
file ISO Ubuntu. Ini merupakan langkah kunci untuk memuat
file instalasi pada VM.
- Mengkonfigurasi
hardware virtual, seperti memori (RAM), prosesor, dan harddisk virtual.
Pastikan spesifikasi cukup untuk menjalankan Ubuntu.
- Memulai
proses booting Ubuntu.
- Mengkonfigurasi
pengaturan dasar seperti bahasa, tata letak keyboard.
- Melengkapi
setup profil pengguna, mulai dari nama pengguna hingga password.
Hal ini penting untuk keamanan sistem.
- Menunggu
proses instalasi berjalan hingga selesai. Proses ini akan memakan waktu
lama, jadi ketekunan dibutuhkan.
- Melakukan
reboot pada sistem virtual untuk menyelesaikan instalasi.
- Melakukan
login menggunakan akun pengguna yang telah dibuat. Password menjadi kunci akses.
Kesimpulan
Video ini membahas tentang panduan langkah-langkah untuk menginstal Ubuntu 22.04 dalam lingkungan virtual, dan juga menekankan pentingnya mempersiapkan semua kebutuhan dan mengikuti langkah-langkah yang tepat sebelum memulai proses instalasi.
Video ini membahas tentang perintah dasar di Linux. Pembahasan pertama dijelaskan perbedaan antarmuka CLI (Command-Line Interface) dan GUI (Graphical User Interface). CLI menggunakan baris perintah, sedangkan GUI menggunakan tampilan grafis.Kemudian menjelaskan beberapa perintah dasar operasi Linux, sebagai berikut:
- whoami: Menampilkan user yang digunakan
- who:
Menampilkan pengguna yang sedang aktif (login).
- hostnamectl:
Menampilkan dan memodifikasi nama host server. Ini juga bisa digunakan
untuk mengatur nama host.
- date / date
-u: Menampilkan tanggal dan waktu. date -u menampilkan waktu
dalam format UTC.
- hostnamectl
set-hostname <nama_hostbaru>: Perintah untuk mengubah nama
host.
- hostnamectl
set-timezone <zona_waktu>: Mengatur zona waktu server.
- clear:
Membersihkan layar terminal.
Kemudian membahas tentang perintah untuk mengecek status server, sebagai berikut:
- cat
/etc/os-release: Menampilkan informasi tentang sistem operasi,
termasuk versi dan kode nama.
- uname:
Menampilkan informasi kernel Linux.
- lscpu:
Menampilkan informasi tentang prosesor.
- free
-h: Menampilkan informasi penggunaan memori.
- lsblk:
Menampilkan daftar perangkat penyimpanan.
- df
-h: Menampilkan informasi penggunaan ruang disk dalam persentase.
Terakhir,memberikan contoh penggunaan masing-masing perintah dan menjelaskan output yang dihasilkan. Disebutkan pentingnya memahami penggunaan perintah berdasarkan konteks dan output yang diberikan. Termasuk contoh penggunaan perintah untuk melihat arsitektur CPU, dan informasi mengenai penggunaan memori, serta penyimpanan.
Kesimpulan
Video ini memberikan gambaran umum tentang perintah dasar
Linux, terutama berfokus pada perintah untuk pengguna awal di lingkungan server
CLI. Pemahaman tentang CLI dan perintah dasar ini sangat
penting untuk mengelola server Linux secara efektif.
Video ini membahas file and directory management di sistem operasi Linux. Di Linux, direktori digunakan sebagai pengganti folder, dan hierarki file system. Root directory (/) adalah hierarki paling puncak.
Kemudian menjelaskan struktur hierarki file system Linux, termasuk:- /: Root directory.
- /bin: Berisi perintah dasar sistem.
- /boot: Berisi program dan data untuk proses booting.
- /dev: Untuk file-file device.
- /etc: Berisi file konfigurasi sistem.
- /home: Tempat menyimpan data pengguna.
- /proc: Menyimpan informasi proses, seperti riwayat sistem.
- /mnt atau /mount: Untuk menyimpan mount point sementara.
- /opt: Berisi paket aplikasi opsional.
Kemudian menjelaskan berbagai perintah untuk manajemen file, sebagai berikut:
- touch:
Membuat file tanpa konten.
- echo, >, >>,
dan nano / vim: Membuat file dengan isi tertentu.
- cat:
Menampilkan isi file.
- head:
Menampilkan 10 baris pertama dari file.
- tail:
Menampilkan 10 baris terakhir dari file.
- rm:
Menghapus file.
- cp:
Menyalin file atau direktori.
- mv:
Memindahkan atau mengganti nama file/direktori.
Dilanjutkan, menjelaskan perintah untuk manajemen direktori, sebagai berikut:
- cd:
Mengganti direktori kerja.
- mkdir:
Membuat direktori baru.
- rmdir:
Menghapus direktori kosong.
- ls:
Menampilkan isi direktori.
- pwd: Menampilkan direktori kerja saat ini.
Kemudian memberikan contoh penggunaan perintah-perintah tersebut seperti membuat file, menulis konten ke file, menyalin file, mengganti nama file, membuat direktori, masuk dan keluar direktori, dan lain-lain. Terakhir, menekankan pentingnya kehati-hatian saat menggunakan perintah rm -rf. Perintah ini digunakan untuk menghapus direktori secara rekursif (termasuk semua isinya) dan menghapus data secara permanen.
Kesimpulan
Video ini membahas tentang manajemen
file dan direktori di Linux, termasuk struktur file system, dan
berbagai perintah penting. Video ini sangat penting bagi pengguna yang ingin
mempelajari dasar-dasar interaksi dengan sistem file Linux.
Video ini membahas manajemen pengguna dan grup di sistem
operasi Linux. Diperkenalkan beberapa perintah penting untuk manajemen
pengguna dan grup, seperti:
- Membuat
pengguna baru: useradd atau adduser
- Menghapus
pengguna: userdel
- Memmodifikasi
pengguna: usermod
- Mengubah
password: passwd
- Membuat
grup baru: groupadd
- Menghapus
grup: groupdel
- Memmodifikasi
grup: groupmod
Kemudian mendemonstrasikan cara membuat pengguna baru dengan nama yang berbeda, seperti Ari dan Budi. Penjelasan diberikan tentang perbedaan antara menggunakan adduser dan useradd. adduser meminta informasi tambahan seperti nama lengkap, sedangkan useradd tidak.
Kemudian menjelaskan cara mengatur password pengguna baru atau mengubah password yang sudah ada, dengan perintah passwd, dan bagaimana membuat password baru untuk akun pengguna yang belum punya password.
Kemudian mendemonstrasikan membuat grup baru menggunakan perintah groupadd dan juga menjelaskan cara memeriksa pengguna dan grup yang sudah dibuat, menggunakan file /etc/passwd dan /etc/group. Kemudian mendemonstrasikan menambahkan pengguna ke dalam grup yang telah dibuat menggunakan perintah usermod dan parameter -aG. Contoh diberikan untuk menambahkan pengguna ke grup-grup tertentu. Selanjunya mengubah informasi grup, termasuk ID grup (GID), menggunakan perintah groupmod dan parameter -g dan metode penghapusan pengguna dan grup menggunakan perintah userdel dan groupdel ditunjukkan.
Kemudian membahas tentang permissioan file dan direktori, sebagai berikut:
- Perintah ls
-al: Diperkenalkan pentingnya melihat permissioan file dan
direktori menggunakan command ini. Ditemukan informasi format
permissioan seperti rwx
- Arti
permissioan (rwx): Dijelaskan arti
simbol r (baca), w (tulis), dan x (eksekusi)
dan dampaknya pada kemampuan akses file/direktori untuk
user, grup, dan other.
- Tipe
file: Termasuk penjelasan tentang file regular, symbolic link,
dan direktori.
- Mengubah
Permissioan (cara simbolik dan numerik): Video menunjukkan cara
mengubah permissioan menggunakan metode simbolik (misalnya, chmod
u=rwx,g=rw,o=r) dan numerik (misalnya, chmod 754).
- Mengubah
Owner File dan Direktori: Diperlihatkan cara mengubah kepemilikan
file dan direktori dengan perintah chown.
Dan diakhiri dengan menunjukkan contoh mengubah permissioan file dan direktori pada sistem virtual machine, menggunakan file dan direktori yang ada, dan menunjukkan perubahan.
Video ini membahas tentang konfigurasi jaringan dasar pada sistem operasi berbasis Linux, terutama Ubuntu. Kemudian menjelaskan dua metode konfigurasi jaringan, yaitu menggunakan nmcli (biasanya digunakan pada turunan Red Hat) dan netplan (biasanya digunakan pada Ubuntu). Kemudian memperkenalkan beberapa perintah penting untuk mengelola jaringan, seperti:
- ip a:
Untuk melihat konfigurasi IP.
- File
konfigurasi netplan: Berisi konfigurasi jaringan yang disimpan.
- netplan
apply: Untuk menerapkan perubahan pada konfigurasi jaringan.
- ping:
Untuk memeriksa konektivitas jaringan.
- traceroute: Untuk melihat rute paket jaringan menuju suatu tujuan.
Kemudian menjelaskan cara mengkonfigurasi VM (Virtual Machine) dengan sistem operasi Ubuntu. Ide utama adalah mengubah adapter jaringan VM dari mode "nat" ke "bridge" agar VM mendapatkan IP dari jaringan lokal. Contohnya, jika menggunakan koneksi Wi-Fi, VM akan mendapatkan IP dari jaringan Wi-Fi tersebut. Selanjutnya mendemonstrasikan bagaimana mengubah IP server VM dari DHCP ke IP statis.
- Ide
utama: IP statis diperlukan agar IP server VM tetap konsisten.
- Langkah-langkahnya
meliputi:
- Mengedit
file konfigurasi netplan.
- Menentukan
IP statis, gateway, dan server DNS.
- Menggunakan perintah netplan apply untuk menerapkan perubahan.
Kemudian menjelaskan cara memeriksa apakah konfigurasi jaringan sudah berhasil dengan perintah ping ke situs web (misalnya google.com). Lalu proses traceroute memperlihatkan rute jaringan yang ditempuh paket data. pentingnya memastikan perintah yang digunakan tersedia pada sistem operasi. Misal menginstal traceroute dengan apt install traceroute.
Kesimpulan
Video ini memberikan tutorial yang lengkap untuk memahami
dan mengkonfigurasi jaringan dasar pada sistem berbasis Linux, khususnya
Ubuntu, serta menjelaskan perbedaan konfigurasi dan perintah yang diperlukan.
Video ini membahas tentang package management, yaitu proses pengelolaan perangkat lunak pada sistem komputer. Termasuk di dalamnya adalah pemasangan, pembaruan, dan penghapusan perangkat lunak. Kemudian menjelaskan bahwa sistem manajemen paket yang umum digunakan pada distribusi Linux berbasis Debian (seperti Ubuntu) adalah APT (Advanced Package Tool). Sedangkan distribusi berbasis Red Hat biasanya menggunakan YUM. Kemudian dilanjutkan, mendemonstrasikan beberapa perintah penting APT:
- apt
update: Untuk memperbarui daftar paket dari repository.
- apt
install <nama_paket>: Untuk menginstal paket baru. Contohnya,
menginstal paket engine X.
- apt
list --installed: Untuk melihat daftar paket yang terinstal. Digunakan
untuk memverifikasi instalasi engine X.
- apt
remove <nama_paket>: Untuk menghapus paket, tetapi tidak menghapus
file konfigurasinya.
- apt purge <nama_paket>: Untuk menghapus paket serta file konfigurasinya. Sering digunakan dengan parameter --autoremove untuk menghapus dependensi yang tidak lagi dibutuhkan.
Dan terakhir menunjukkan contoh penggunaan perintah-perintah
tersebut, termasuk bagaimana cara mengecek instalasi, dan menghapus paket engine
X melalui perintah apt purge dan --autoremove.
Kesimpulan
Video memberikan gambaran singkat tentang package
management dan perintah-perintah dasar yang digunakan dalam
pengelolaan paket pada sistem operasi Linux berbasis Debian.
Video ini membahas mengenai remote akses, yaitu kemampuan mengakses dan mengontrol sistem atau perangkat dari jarak jauh. Metode ini berguna untuk konfigurasi atau troubleshooting sistem tanpa perlu berada di lokasi fisik. Kemudian memaparkan beberapa metode remote access, termasuk SSH, Telnet, RDP, dan VNC. Pada video ini, SSH dipilih sebagai metode yang dijelaskan secara detail.
Kemudian membahas langkah-langkah instalasi OpenSSH Server di server Ubuntu. Kemudian pengaturan port SSH default (port 22) diubah menjadi port yang berbeda (misalnya 2002) untuk meningkatkan keamanan. Hal ini untuk mencegah akses yang tidak sah. Proses restart service SSH juga dilakukan.
Selanjutnya, mendemonstrasikan cara melakukan koneksi remote
menggunakan perintah ssh termasuk penggunaan
parameter -p untuk menentukan port yang digunakan, dan username serta
alamat IP server. Penjelasan juga diberikan untuk login sebagai user lain
(bukan user biasa). Metode ini memungkinkan login dengan mudah tanpa harus
memasukkan password setiap kali koneksi.
Terakhir menjelaskan bagaimana menggunakan public key untuk koneksi SSH tanpa password. Dimulai dengan pembuatan key pair, menyalin public key ke server, dan menerapkan konfigurasi agar koneksi dapat berjalan tanpa memasukkan password. Public Key memberikan solusi keamanan yang lebih aman dan efisien.
Kesimpulan
Video ini membahas tentang tutorial lengkap
tentang cara melakukan remote access melalui SSH, termasuk instalasi,
konfigurasi keamanan, penggunaan public key, dan cara mengatasi tantangan
keamanan.
Video ini membahas tentang automating tasks menggunakan cron job dalam sistem operasi Linux, bagian dari kelas Linux System Administration di ID Networkers. Materi ini melanjutkan pembahasan sebelumnya tentang remote akses menggunakan SSH. Cron job adalah tools untuk menjalankan tugas secara otomatis pada waktu atau interval tertentu.
Fungsi cron job digunakan untuk menjadwalkan dan
menjalankan tugas-tugas otomatis seperti:
- Backup
data.
- Membersihkan
file.
- Mengeksekusi script secara rutin.
Cron job memiliki interval waktu yang dapat
disetting menggunakan format tertentu:
- Menit
(0-59).
- Jam
(0-23).
- Hari
dalam bulan (1-31).
- Bulan
(1-12).
- Hari
dalam minggu (0-6, di mana 0 adalah Minggu dan 6 adalah Sabtu).
Untuk memudahkan menentukan interval, video merekomendasikan
penggunaan website chrontab.guru untuk
menghitung interval yang sesuai dengan kebutuhan.
Kemudiab membahas langkah-langkah membuat cron job baru, sebagai berikut:
- Memeriksa cron
job yang sudah ada menggunakan perintah crontab -l.
- Membuat cron
job baru menggunakan perintah crontab -e.
- Menggunakan
editor teks (misalnya, vim) untuk menuliskan tugas yang akan dijalankan
secara otomatis.
- Menentukan interval waktu dengan format yang telah dijelaskan di atas.
Contoh yang ditunjukkan adalah menjalankan script yang
mencetak pesan "Halo semuanya" setiap menit, dan menyimpannya ke
file.
Terakhir memberi contoh penggunaan cron job untuk melakukan backup data menggunakan perintah rsync. Proses ini dimulai dengan membuat direktori tempat data akan disimpan dan kemudian cron job dikonfigurasi untuk menjalankan rSync setiap menit. Hal tersebut memungkinkan pencadangan yang terjadwal.
Kesimpulan
Video ini memberikan pemahaman dasar tentang
penggunaan cron job untuk mengotomatiskan tugas-tugas dalam
sistem operasi Linux. Teknik-teknik yang ditampilkan dapat diaplikasikan pada
berbagai kebutuhan administratif dan pemrosesan tugas berulang. Video ini juga
bagian dari materi kelas Linux System Administration.
Komentar
Posting Komentar