Rangkuman Webinar Excellent Infotama Kreasindo : "Proxmox VE: Virtualisasi Andal untuk Bisnis Anda" bersama Gold Partner Proxmox Indonesia
Tugas 021 :
Proxmox VE: Virtualisasi Andal untuk Bisnis Anda
Moderator: Ratu Ika
Speaker: Muhammad Zaidan
Dalam sesi materi webinar, para peserta mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai berbagai fitur unggulan Proxmox Virtual Environment (VE). Materi dimulai dengan Overview Proxmox yang menjelaskan gambaran umum mengenai platform ini sebagai solusi open source untuk virtualisasi server. Dilanjutkan dengan pembahasan tentang Migrasi ke Proxmox VE, yang menjelaskan langkah-langkah dan manfaat memigrasikan infrastruktur TI ke dalam lingkungan Proxmox. Topik Clustering kemudian memperkenalkan bagaimana beberapa server dapat diatur dalam satu kesatuan klaster untuk mendukung skalabilitas dan efisiensi. Materi Shared Storage - Ceph membahas solusi penyimpanan terdistribusi yang terintegrasi dengan Proxmox, mendukung ketersediaan data secara optimal. Selanjutnya, fitur Live Migration & High Availability dijelaskan sebagai keunggulan Proxmox dalam memindahkan beban kerja antar node tanpa downtime serta menjamin ketersediaan layanan. Terakhir, Backup & Restore disampaikan sebagai bagian penting dari strategi perlindungan data yang efektif di lingkungan Proxmox VE.
Proxmox Virtual Environment (VE) merupakan solusi virtualisasi open source yang handal untuk mengelola mesin virtual berbasis KVM maupun container berbasis LXC. Dengan antarmuka web yang intuitif, Proxmox VE mendukung implementasi multi-server atau clustering, sehingga memudahkan pengelolaan infrastruktur skala besar. Dalam webinar ini, dijelaskan berbagai fitur unggulan Proxmox VE seperti kemampuan clustering, live migration, high availability (HA), dukungan terhadap berbagai format penyimpanan, serta fitur backup dan snapshot yang telah terintegrasi secara built-in. Fitur-fitur ini membuat Proxmox VE menjadi platform virtualisasi yang efisien, fleksibel, dan cocok untuk kebutuhan bisnis di berbagai skala.
Proxmox VE dirancang untuk mendukung berbagai jenis sistem penyimpanan (storage), mulai dari lokal seperti ZFS dan Directory, hingga jaringan seperti NFS, iSCSI, dan Proxmox Backup Server. Fleksibilitas ini memungkinkan integrasi dengan berbagai infrastruktur TI yang sudah ada. Selain itu, Proxmox VE dilengkapi dengan fitur pemantauan sumber daya virtual machine (VM) secara real-time, seperti penggunaan CPU dan memori, sehingga administrator dapat dengan mudah memantau performa dan memastikan kestabilan layanan. Fitur monitoring ini sangat membantu dalam pengelolaan beban kerja dan perencanaan kapasitas sistem virtualisasi secara keseluruhan.
Proxmox VE memiliki beragam fitur unggulan yang menjadikannya solusi virtualisasi yang tangguh dan fleksibel. Sebagai platform open-source yang berbasis Debian Linux, Proxmox VE tersedia secara gratis dan terus dikembangkan oleh komunitas global. Sistem ini mendukung migrasi dari platform virtualisasi lain seperti VMware ESXi, sehingga memudahkan transisi bagi organisasi yang ingin beralih. Dengan fitur built-in clustering, pengguna dapat mengelola beberapa server secara terpusat. Selain itu, Proxmox VE juga dilengkapi dengan tool backup bawaan, kemampuan live migration dan high availability, serta dukungan untuk teknologi virtualisasi KVM dan container LXC. Model lisensinya yang berbasis per socket menjadikannya solusi yang efisien untuk berbagai skala kebutuhan bisnis.
.ovf
dan .vmdk
yang umum digunakan. Terakhir, Proxmox juga memungkinkan penggunaan aplikasi pihak ketiga seperti Clonezilla untuk proses migrasi VM yang lebih spesifik dan kompleks. Fleksibilitas dalam opsi migrasi ini menunjukkan kemudahan adopsi Proxmox VE bagi berbagai infrastruktur virtualisasi yang sudah ada.Setelah berhasil menghubungkan Proxmox VE dengan server ESXi, langkah selanjutnya dalam proses import VM menggunakan Native Tool adalah memilih mesin virtual yang akan dimigrasikan. Pengguna dapat menavigasi melalui tampilan inventaris ESXi yang terintegrasi di dalam antarmuka Proxmox VE. Dengan memilih server ESXi yang telah ditambahkan, kemudian masuk ke menu Virtual Guests, pengguna akan melihat daftar VM yang tersedia pada server ESXi tersebut. Untuk memulai proses import, pengguna cukup memilih VM yang diinginkan dan mengklik opsi Import. Setelah itu, akan muncul jendela konfigurasi import yang memungkinkan pengguna untuk meninjau dan menyesuaikan berbagai parameter VM yang akan diimpor ke Proxmox VE, seperti ID VM, nama, resource allocation (CPU, memori, disk), serta target penyimpanan dan jaringan di lingkungan Proxmox VE. Proses ini memberikan kontrol penuh kepada pengguna selama migrasi VM.
Fitur Live Migration yang merupakan salah satu keunggulan utama Proxmox VE dalam lingkungan klaster. Live Migration adalah kemampuan untuk memindahkan mesin virtual (VM) yang sedang berjalan aktif dari satu server fisik ke server fisik lain dalam klaster tanpa mengalami downtime. Fitur ini sangat berguna dalam berbagai skenario, terutama saat server fisik perlu menjalani perbaikan atau pemeliharaan (maintenance). Agar Live Migration dapat berfungsi, beberapa persyaratan harus dipenuhi, yaitu keberadaan klaster Proxmox VE yang telah terkonfigurasi dan adanya shared storage yang dapat diakses oleh kedua server yang terlibat dalam proses migrasi. Gambar di sisi kiri menunjukkan antarmuka Proxmox VE di mana opsi "Migrate" dipilih untuk VM dengan ID 102. Jendela "Migrate VM 102" memungkinkan pengguna untuk memilih target node (server tujuan) untuk migrasi. Di sisi kanan, ilustrasi visual menggambarkan proses pemindahan VM dari satu server Proxmox ke server lain dalam klaster, yang sering dilakukan saat ada rencana pemeliharaan pada server sumber.
Dalam implementasi High Availability (HA) pada Proxmox VE, konsep Quorum memegang peranan penting. Quorum adalah mekanisme voting di dalam klaster yang bertujuan untuk menjaga konsistensi dan mencegah kondisi split-brain, di mana setiap bagian klaster yang terpisah bertindak seolah-olah merupakan klaster utama. Untuk mencapai quorum dan toleransi terhadap kegagalan (fault tolerance), disarankan untuk memiliki minimal tiga node (server) dalam klaster, dan idealnya berjumlah ganjil. Gambar tersebut mengilustrasikan contoh dengan tiga node, di mana satu node mengalami kegagalan (ditandai dengan ikon "X" merah dan tidak memberikan suara), sementara dua node lainnya masih aktif dan memberikan suara (masing-masing "Vote: 1"). Dengan total dua suara, klaster masih dapat mencapai quorum, sehingga mekanisme HA tetap dapat berfungsi dan mengambil tindakan yang diperlukan jika terjadi kegagalan node. Konsep quorum ini memastikan integritas dan keandalan operasional klaster Proxmox VE dalam skenario HA.
Komentar
Posting Komentar